Yang dapat kita pelajari dari tahap strategic definition adalah pada strategic definion ini terdapat tiga langkah pembagian awal yaitu: option generation, option evaluation, dan option selection yang berguna untuk menentukan strategic decision (untuk menentukan suatu pilihan). Secara garis besar cara strategic definition ini sangat baik jika dapat diterapkan pada perusahaan, terutama dalam menentukan pilihan-pilihan yang tepat untuk diimplementasikan pada tahapan berikutnya, yaitu strategic implementation.
Berikut saya akan membahas six strategy definition choices untuk PT Unilever Indonesia Tbk.
PT Unilever Indonesia Tbk. yaitu perusahaan yang menghasilkan sepenuhnya barang-barang konsumen yang bermutu untuk keperluan rumah tangga sehari-hari. Secara keseluruhan produk-produk yang dihasilkan oleh 4 divisi terbagi menjadi: Home Care Division, Personal Care Division, Food Division, Ice Cream Division.
Misi korporasi Unilever adalah untuk meningkatkan vitalitas hidup. Tujuan PT Unilever Indonesia Tbk. menyebutkan bahwa untuk berhasil diperlukan "standar tertinggi etika perusahaan terhadap setiap karyawan yang bekerja di PT Unilever Indonesia Tbk., masyarakat sekitar & lingkungan tempat PT Unilever Indonesia Tbk. melakukan kegiatan usaha."
Selalu bekerja atas dasar integritas
PT Unilever Indonesia Tbk. melakukan kegiatan usaha atas dasar integritas dan menghormati setiap orang, perusahaan dan lingkungan tempat mereka beroperasi merupakan faktor utama yang menjadi tanggung jawab perusahaan.
Dampak Positif
Tujuan PT Unilever Indonesia Tbk. adalah memberikan dampak positif dengan berbagai cara yaitu: melalui produk, kegiatan dan hubungan niaga, melalui bantuan sukarela, dan melalui beragam cara lain yang melibatkan masyarakat.
Komitmen Sinambung
PT Unilever Indonesia Tbk. juga berkomitmen untuk secara terus menerus memperbaiki cara mengelola dampak lingkungan dan bekerja untuk mencapai tujuan jangka panjang dalam mengembangkan usaha yang berwawasan lingkungan.
Menetapkan Aspirasi PT Unilever Indonesia Tbk.
Tujuan perusahaan PT Unilever Indonesia Tbk. adalah menetapkan aspirasi dalam menjalankan usaha. Hal ini didukung oleh aturan asas usaha PT Unilever Indonesia Tbk. yang menguraikan standar usaha yang ditaati oleh setiap karyawan Unilever, dimanapun mereka berada di seluruh dunia. Aturan tersebut juga mendukung pendekatan terhadap tanggung jawab pengawasan dan perusahaan.
Bekerja dengan Orang Lain
PT Unilever Indonesia Tbk. bersedia bekerjasama dengan para pemasok yang memiliki nilai kerja yang sama seperti perusahan dan bekerja dengan standar yang sama seperti yang PT Unilever Indonesia Tbk. lakukan. Etika usaha mitra usaha PT Unilever Indonesia Tbk., sejalan dengan asas etika usaha, terdiri dari sepuluh asas yang mencakup integritas dan tanggung jawab usaha yang terkait dengan para karyawan, konsumen dan lingkungan.
Decision 1: E-Biz channel priorities
E-Business strategy harus dijalankan sesuai dengan tujuan strategy yang ingin dicapai perusahaan.
Menurut saya, strategy e-commerce yang dilakukan PT Unilever Indonesia Tbk. bersifat ‘Bricks and Mortar’ dimana website perusahaan hanya menampilkan informasi tentang produk yang dihasilkan dan keunggulannya.
Dalam perjalanan ke depan, e-commerce dapat dilakukan pada hubungan PT Unilever Indonesia Tbk. dengan para distributornya (retail costume/dealer), namun untuk langsung kepada end user/customer hal ini sulit untuk direalisasikan. Dengan menggunakan sistem EDI (Enterprise Data Interchange) dapat diketahui stock dan data transaksi sekaligus memberikan pelayanan yang lebih kepada pihak distributor (retail costume/dealer). Sehingga yang tadinya dibutuhkan tempat penyimpanan (inventory) sekarang supply stock barang dapat lebih di maintain, hal ini dapat mengurangi kerugian-kerugian yang terjadi seperti rusaknya barang baik karena penyimpanan atau expired date dalam inventory serta habisnya stock barang yang dibutuhkan. Dengan kata lain terdapat peralihan dari ‘Bricks and Mortar’ ke ’Bricks and Click’.
Decision 2: Organizational Restructuring and Capabilities
Menurut Gulati and Garino (2000), terdapat empat pendekatan operasional perusahaan dari yang bersifat integration hingga yang bersifat separation. Dalam hal ini, sesuai dengan strategy e-commerce PT Unilever Indonesia Tbk. seperti terungkap dalam decision 1, maka pendekatan organizational restructuring and capabilities yang mungkin dipilih adalah integration atau joint venture. PT Unilever Indonesia Tbk. dapat melakukan kerjasama dengan pihak dealer / distributor dalam memasarkan produknya melalui website perusahaan dealer / distributor nya.
Decision 3: Business, Service and Revenue Model
PT Unilever Indonesia Tbk. memiliki kerjasama yang baik dengan para distributornya (retail customer/dealer). Dimana beberapa dealer umumnya memiliki suatu tempat untuk menjual produk-produk Unilever (salah satu contohnya: Toko Burma yang terletak di Jl. Bandengan, Angke) baik ke para retail customer dan end user/consumen. Disinilah e-commerce sangat tepat diterapkan antara PT Unilever Indonesia Tbk. untuk berhubungan dengan para dealer-nya.
PT Unilever Indonesia Tbk. beroperasi di arena Business to Business, dimana transaksi yang terjadi adalah antara PT Unilever Indonesia Tbk. dengan perusahaan/dealer/perusahaan lain. Dari tiga perspektif business model, setiap perusahaan dapat beroperasi di kategori yang berbeda. Dalam perpektif Marketplace Position, PT Unilever Indonesia Tbk. memegang peranan sebagai manufacturer or primary service provider, dimana sebagai perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur, PT Unilever Indonesia Tbk. memproduksi barang yang akan dipasarkan. Di sisi lain, dalam perspektif Revenue Model, PT Unilever Indonesia Tbk. dapat memanfaatkan website tersebut untuk melakukan penjualan langsung barang produksinya (Direct product sales of product). Dalam perpekstif commercial model, PT Unilever Indonesia Tbk. menerapkan fixed-price sale, namun dalam beberapa kondisi PT Unilever Indonesia Tbk. dapat juga menerapkan negotiated deal karena penjualan yang dilakukan dalam partai besar.
Jika berdasarkan location of trading in the marketplace maka website PT Unilever Indonesia Tbk. akan masuk ke dalam kategori seller oriented yang menjual produk-produk yang diproduksi PT Unilever Indonesia Tbk. dan anak perusahaannya.
Untuk realisasi e-commerce pada PT Unilever Indonesia Tbk., dimungkinkan pergeseran business model PT Unilever Indonesia Tbk., dari Business to Business menjadi Business to Customer, di mana penjualan online dapat dilakukan langsung kepada customer.
Decision 4: Marketplace RestructuringIssue yang penting terkait dengan bisnis dan revenue model adalah mempertimbangkan pilihan antara disintermediation dengan reintermediation. PT Unilever Indonesia Tbk. secara real (transaksi fisik) melakukan penjualannya melalui kerjasama dengan distributor / reintermediation. Selanjutkan apabila PT Unilever Indonesia Tbk. akan menerapkan sistem e-commerce , maka marketplace restructuring yang mungkin dipilih adalah beberapa option berikut ini :
- Disintermediation, yaitu penawaran produk PT Unilever melalui website PT Unilever (e-store).
- Menciptakan new online intermediary strategy dengan menciptakan website baru sebagai perantara penjualan produk PT Unilever sendiri.
- Kerjasama dengan distributor yang telah memiliki website perusahaannya baik baru maupun sudah exist. Dalam hal ini perusahaan ini menjadi perantara PT Unilever dengan customernya.
Decision 5: Market & Product Development StrategiesMenentukan target market yang akan dituju merupakan strategy kunci dalam internet marketing strategy. Dalam hal ini manager division E-Business Strategy harus memutuskan apakah perlu menggunakan teknologi baru untuk mengubah scope business mereka untuk menciptakan produk baru dan memasuki market yang baru. Menurut analisa saya PT Unilever dapat menerapkan product development strategies mengingat growth production yang tinggi (banyak variasi produk) dan market growth yang relatif. Dengan product development strategy, internet digunakan untuk memberikan / menampilkan added value terhadap existing product yang selama ini mungkin kurang dipublikasikan, membangun digital produk (dengan melakukan penjualan produk secara online), dan increasing product range.
Decision 6: Positioning and Differentiation Strategies
Suatu perusahaan dapat memposisikan produk mereka terhadap kompetitor berdasarkan empat variable utama, yaitu kualitas produk, kualitas service, harga, dan fulfillment time. Menurut analisa saya, PT Unilever Indonesia Tbk. memposisikan produk mereka pada keempat variable tersebut. PT Unilever dapat menerapkan beberapa strategy untuk bersaing dalam market online yang mungkin dalam waktu ke depan dapat direalisasikan :
- Product Performance Excellence, dengan menyediakan produk secara online.
- Price Performance Excellence, dengan menawarkan produk dengan harga rendah khusus pembelian yang dilakukan secara online.
- Transactional Excellence, dengan menyediakan informasi produk secara detail.
- Relationship Excellence, dengan menyimpan data transaksi penjualan customer, dan membuat customer dapat melakukan repeat order dengan program penawaran yang menarik.